“Aku memang bodoh
maupun tidak berbakat dan aku punya begitu banyak alasan untuk menyerah. Tapi
aku hanya butuh satu alasan untuk tidak menyerah. Alasan itu adalah aku tidak
ingin menyerah!” Naruto.
Kalimat itu lantas menjelma
tak ubahnya sebuah selongsong peluru yang menembus kepala saya. Mengobrak-abrik
kepesimisan dan kelemahan dalam diri yang terus menggelayut seperti bola
rantai. Saya masih kelas 2 SMP waktu itu namun kepala dipenuhi dengan rasa
lelah dan ingin menyerah. Pada masa itu,
saya mengalami apa yang disebut banyak orang disebut sebagai sindrom alienasi.
Merasa sendirian, tidak menemukan satu orangpun yang mampu memahami, memahami
bahwa saya memiliki cara berpikir yang berbanding terbalik dengan kebanyakan
orang maupun merasa asing di depan banyak manusia. Sesuatu yang sempat membuat
saya enggan keluar dari rumah. Karena menganggap semua orang melihat saya
dengan pandangan aneh atau bahkan merendahkan. Bahkan dalam beberapa momen,
saya pernah bersembunyi di lemari hingga beberapa jam tanpa alasan yang jelas.
Yang pasti saya merasa begitu aman di dalam lemari yang gelap dan pengap
tersebut. Hingga kemudian ketika dewasa, saya memahami bahwa itu adalah “momen
of truth” bagi setiap orang. Momen dimana banyak orang sedang merasa asing
dengan dirinya sendiri, sedang mencari jati dirinya dan juga merasa bahwa tidak
ada satupun manusia di dunia ini yang memahaminya. Banyak remaja yang gagal
melewati momen of truth itu karena tidak ada satupun yang mampu menjadi pelindungnya.
Sehingga remaja-remaja itu lebih memilih jalan gelap sebagai pelarian yang
seringkali bukan hanya merebut masa depan mereka namun juga selembar nyawa
mereka. Untungnya, pada momen riskan saya tersebut, Naruto hadir untuk
menyelamatkan. Ia hadir sebagai sosok panutan. Sosoknya yang dijauhi oleh semua
orang, dibenci oleh semua yang mengenalnya maupun kondisinya yang sebatang kara
nyatanya tidak meruntuhkan daya semangatnya untuk terus berjuang. Naruto tidak
ingin menyerah dengan apapun yang mengganjal langkahnya. Ia adalah sosok
pahlawan bagi saya kala itu. Sosok yang terus memacu saya untuk tidak menyerah
bahkan dalam kondisi semustahil apapun. Naruto ada pada setiap diri kita.Tak
ubahnya Kyubi di dalam tubuh Naruto maka setiap orang pasti memiliki “Kyubi”nya masing-masing. Kyubi yang
membuat mereka merasa lemah, membuat mereka merasa kalah maupun membuat mereka
merasa ingin menyerah. Barangkali, kita harus meniru apa yang dilakukan Naruto
terhadap Kyubi di dalam tubuhnya. Ia tidak menghilangkannya namun berdamai
dengannya. Membuat sesuatu yang selama ini menjadi kekurangannya lantas berubah
menjadi sumber kekuatan terbesarnya. Dan kalimat yang diucapkan Naruto seperti
diatas adalah salah satu obor yang menyalakan obor semangat di dalam dada saya
waktu. Bahwa sepahit apapun kondisinya, saya ingin seperti Naruto yang tidak
pernah menyerah.
Apa itu Naruto?
Mungkin banyak orang
yang menyebutnya sebagai kartun atau komik asal Jepang. Sedangkan bagi mereka
dengan wawasan yang memprihatinkan maka akan menjawab anime yang hanya
diperuntukan bagi kalangan anak-anak. Tapi apabila pertanyaan itu diberikan
pada saya maka saya tidak bisa menghindari untuk berubah menjadi sentimentil.
Karena bagi saya, Naruto bukan hanya sekedar manga atau anime sebagai hiburan
pelepas penat. Naruto selalu lebih dari itu di mata saya. Membicarakan Naruto
selalu membuat saya teringat pada momen kelas 2 SMP waktu itu. Momen ketika
saya berhasil diselamatkan oleh Naruto. Dan tidak perlu waktu lama untuk
membuat saya menasbihkan diri sebagai penggemar ceritanya. Saya tenggelam dalam
semesta milik Naruto yang dikreasikan oleh Masashi Kishimoto. Terjebak dalam
desa Konoha yang asri namun penuh bahaya. Terpikat dengan karakter-karakter
shinobi di dalamnya. Dan juga tertarik dengan sistem Ninja yang menghasilkan
peperangan dan perdamaian yang seakan tidak pernah ada habisnya. Apalagi tidak
lama setelah itu, saya baru tahu kalau salah satu stasiun TV Indonesia resmi
menyiarkan anime Naruto. Kombo itu semakin membuat tergila-gila.
Namun yang menjadi
daya pikat sesungguhnya adalah karakter Naruto itu sendiri. Dia digambarkan
sebagai seorang anak yang sebatang kara, kesepian, bodoh dan ceroboh dalam
banyak hal. Apalagi dengan Kyubi Ekor Sembilan yang ditanamkan di dalam tubuhnya.
Membuat semua warga Desa menjauhi dan membencinya setengah mati. Karena
mendekati Naruto dianggap sama dengan mendekati bahaya dan kematian. Apalagi
Naruto dianggap sebagai Ninja paling bodoh dan tidak berbakat di generasinya.
Semua hal tersebut membuat Naruto dipandang sebelah mata dan dijauhi
habis-habisan. Entah kenapa, karakter Naruto membuat saya seperti bercermin
dengan diri sendiri. Sesuatu yang kemudian membuat ada semacam keterikatan
batin tersendiri dengan karakter Naruto. Untuk itulah, saya ingin melihat
Naruto berhasil mewujudkan impiannya menjadi seorang Hokage. Dari Ninja yang
dibenci dan dijauhi menjelma menjadi Ninja yang diakui dan dicintai. Sesuatu
yang kemudian membuat saya semacam berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan
mengikuti perjalanan Naruto, melihat perjuangannya, melihat bagaimana ia
mengatasi segala hambatan dan berhasil menjadi Hokage! Episode demi episode,
arc cerita ke arc cerita yang lain, tahun demi tahun, saya terus setia
mengikuti serial yang satu ini. Tanpa pernah ada sekalipun terbersit perasaan
bosan maupun jengah. Hingga tanpa saya sadari, ternyata saya ikut tumbuh
bersama dengan karakter-karakter di dalamnya yang juga ikut tumbuh. Membuat
ikatan batin dengan cerita itu semakin terasa saja. Sebuah ikatan dengan cerita
yang mustahil terbangun dalam satu atau dua tahun namun dibutuhkan
bertahun-tahun bahkan hingga lebih dari sepuluh tahun. Saya bisa ikut memahami
dendam yang ditanggung Sasuke karena melihat keluarganya dibantai di depan
matanya. Tapi ikut terkejut sekaligus nyesek luar biasa ketika mengetahui
kebenaran sesungguhnya dari Itachi. Ikut penasaran sekaligus menduga-duga
tentang siapa sebenarnya sosok dibalik topeng dari Tobi. Ikut sedih melihat
kematian Jiraiya di tangan muridnya sendiri. Ikut merasakan kepedihan luar
biasa yang ditanggung Nagato hingga mengubahnya menjadi Pain dan membentuk
kelompok penjahat Akatsuki. Dan ikut terbakar melihat aliansi Shinobi yang
bersatu demi bisa memenangkan Perang Dunia Ninja Keempat. Semua momen maupun
karakter tersebut tanpa saya sadari juga ikut mempengaruhi dan membentuk saya.
Hingga jangan salahkan saya ketika di episode terakhir, bisa melihat Naruto
berhasil mewujudkan impiannya menjadi Hokage adalah salah satu momen paling
mengharukan. Cukup untuk membuat mata saya berkaca-kaca. Setelah lebih dari
tiga belas tahun setia mengikuti perjalanan panjangnya, akhirnya saya bisa
mewujudkan janji pada diri sendiri yaitu bisa melihat Naruto menjadi Hokage.
Namun mengikuti cerita Naruto bukan hanya tentang melihat keberhasilan Naruto
menjadi Hokage tapi juga menjadi saksi langsung tentang proses sedikit demi
sedikit. Dari Naruto si Ninja bodoh dan dijauhi menjadi Naruto si Ninja hebat
dan dicintai. Saya melihat langsung latihan demi latihan, pertarungan demi
pertarungan maupun kekalahan demi kekalahan yang harus dilewati Naruto sebelum
menjadi hebat seperti sekarang ini.
Dan tentunya puluhan
volume Manga, ratusan episode anime dan lima belas tahun perjalanan membuat
Naruto memiliki episode favorit. Namun saya memiliki beberapa momen yang bukan
semata favorit namun juga epic. Karena mengingat insiden penting di dalamnya
maupun betapa kuatnya momen tersebut mengubah jalan cerita yang ada di dalam
Naruto. Namun juga betapa momen itu begitu membekas di dalam ingatan. Sedangkan 7 momen epic tersebut adalah seperti berikut ini:
1. Invasi Penghancuran Konoha
“Peperangan hanya bisa terhenti apabila semua orang merasakan
penderitaan yang sama. Memberi penderitaan untuk bisa memahami penderitaan.”
Pain.
Kematian Jiraiya yang mendadak benar-benar memberi dampak kuat untuk
keseluruhan cerita. Dimulai dari Naruto yang hancur begitu mengetahui bahwa
gurunya harus dibunuh dengan cara mengerikan bahkan tanpa ada mayat untuk
dikubur. Membuat Naruto memiliki satu tujuan bahwa dia harus membalaskan dendam
kematian Jiraiya dengan membunuh Pain. Hal tersebut membuat Naruto meninggalkan
desa Konoha sementara untuk bisa berlatih dengan Pertapa Katak. Sedangkan bagi
Desa Konoha, kematian Jiraya tidak boleh sia-sia dengan sebuah pesan terakhir
yang diberi. Yakni sebuah pesan yang memberi tahu tentang rahasia utama Pain.
Membuat seluruh Lini jenius Konoha bergerak bersama untuk bisa memecahkan kode
rahasia yang diberikan oleh Jiraya. Namun sayangnya, pesan terakhir tersebut
berbentuk kode rahasia yang harus bisa dipecahkan. Di tengah situasi tersebut
nyatanya tanpa diduga, Pain melakukan serangan besar-besaran terhadap Desa
Konoha. Yakni dengan mengirimkan enam tubuh Pain untuk menyerang Desa Konoha
dari berbagai sisi. Tujuan mereka hanya satu yaitu untuk bisa merebut Naruto
yang tidak lain adalah Jinchuriki yang mereka incar. Mendapatkan serangan
mendadak tersebut membuat seluruh Shinobi Konoha pontang-pantang untuk bisa
melindungi Desa. Apalagi banyak Shinobi kuat yang sedang melakukan misi di luar
desa tidak terkecuali Naruto. Sehingga membuat pertarungan tersebut tak ubahnya
Sepatu Boots melawan semut. Pain dengan kekuatan mata Rinnegannya yang luar
biasa tentu adalah pihak Sepatu bootsnya. Sedangkan Konoha adalah semut yang
hancur diinjak-injak. Membuat banyak Shinobi yang harus berguguran tidak
terkecuali Kakashi yang juga harus mati di tangan Pain. Bahkan kekuatan
terakhir Konoha yaitu Hokage pun tidak mampu berbuat banyak di depan kekuatan
maha dahsyat Pain.
Hingga di kondisi puncak keputusasaan karena Desa Konoha berhasil
dihancurleburkan sedangkan Hokage Tsunade berhasil dikalahkan, muncullah momen
paling epic pada arc cerita ini. Yakni hadirnya Naruto secara mendadak di
tengah Desa Konoha yang sudah luluh lantah. Naruto hadir dengan membawa Empat Katak
Besar, gulungan ninja dan dalam Sage Mode. Ia hadir sebagai sosok terakhir
harapan Desa Konoha untuk mengalahkan Pain. Pertarungan sengit antara Naruto
dan Keenam tubuh Pain pun tidak bisa dihindari. Bukan hanya pertempuran secara
fisik namun pertempuran secara ideologi. Pain berdiri teguh dengan ideologi
bahwa perdamaian hanya bisa tercapai apabila semua orang merasakan dan memahami
rasa sakit yang sama. Sehingga mereka bisa bersatu dalam perdamaian tanpa
keinginan lagi untuk saling menyakiti satu sama lain. Tapi bagi Naruto,
perdamaian bukanlah perdamaian apabila hanya memberikan satu perang ke perang
yang lain. Namun kekuatan besar dan
ideologi kuat Pain membuat Naruto terdesak. Dan dalam kondisi terdesak
tersebut, munculah sebuah momen yang paling ditunggu dalam serial Naruto. Yakni
ketika Hinata hadir untuk melindungi Naruto dan lantas mengungkapkan perasaan
yang ia pendam selama bertahun-tahun. Seperti yang diketahui, Hinata sudah
memendam perasaan diam-diam pada Naruto jauh sejak mereka kecil. Dan dengarlah
kalimat sepenuh hati Hinata dan katakan bahwa hatimu tak terbawa perasaan:
“Aku selalu menangis dan menyerah sebelum mencoba. Aku sering melangkah
ke jalan yang salah. Tapi kau menunjukan ke arah yang benar, Naruto. Aku selalu
mengejarmu. Ingin memiliki dirimu. Aku hanya ingin berjalan bersamamu. Kau
telah mengubahku, Naruto. Senyummu telah menyelamatkanku. Karena itulah aku tidak takut mati saat melindungimu. Semua
itu karena aku mencintaimu.” Hinata.
2. Malam Berdarah Kudeta Uchiha
“Pengorbanan!
Seorang shinobi sejati tidak pernah mencari kemuliaan. Mereka selalu melindungi
dari balik bayangan.” Uchiha Itachi.
Karakter
Uchiha Itachi bisa dibilang adalah karakter paling favorit pada anime ini.
Bagaimana ia perlahan menjelma dari karakter paling dibenci hingga menjadi
karakter paling dicintai. . Ia dilahirkan dari klan elit yaitu Klan Uchiha dan
digadang-gadang bakal menjadi Shinobi hebat karena kejeniusan dan kecerdasannya
yang diatas rata-rata. Namun konflik antara klan Uchiha dengan desa membuat
Itachi lantas mengambil keputusan paling pahit dalam hidupnya. Ia harus
membunuh semua mimpi dan perasaannya sendiri. Yakni dengan membantai seluruh
Klan Uchiha untuk mencegah terjadinya kudeta. Tidak berhenti sampai disitu
saja, sisa hidupnya dihabiskan sebagai Ninja Pelarian dan cap sebagai Ninja
Pengkhianat. Cap sebagai Ninja Pengkhianat dan pembunuh berdarah dingin dibawa
oleh Itachi bahkan hingga ia mati. Membunuh hampir seluruh klannya sendiri dan
berbelot pada kelompok Akatsuki cukup menjadi alasan bagi banyak pihak untuk
membencinya. Namun episode yang menampilkan masa lalu Itachi segera
menjungkirbalikan segala pendapat tersebut. Semenjak penyerangan Rubah Ekor
Sembilan, kondisi Konoha menjadi tidak stabil. Bukan hanya dalam masalah kerusakan
infrastrukturnya namun juga masalah kepercayaan antar klan. Dimana banyak yang
percaya bahwa dalang dibalik penyerangan tersebut adalah Oknum dari Klan
Uchiha. Karena yang mampu mengendalikan Rubah Ekor Sembilan hanya mereka yang
memiliki kekuatan mata Sharingan. Hal tersebutlah yang kemudian membuat klan
Uchiha diasingkan dari Konoha dan ditempatkan di tempat terluar desa. Nyatanya
keputusan tersebut membuat api kebencian dari Klan Uchiha mulai menyala. Mereka
menganggap desa memperlakukan mereka seperti pendosa dan pengkhianat tanpa
bukti yang kuat. Hingga kemudian api tersebut membesar dan rencana kudeta pun
mulai digalakan. Mengendus rencana ini, membuat petinggi Konoha harus membuat keputusan cepat. Danzo lantas
memberikan misi khusus pada Uchiha Itachi yaitu membunuh seluruh Klan Uchiha
tanpa sisa agar kudeta gagal untuk dilakukan. Karena tidak terikat pada klan
dan memiliki pemikiran akan kedamaian yang melampaui Hokage membuat Itachi
lantas menyetujui hal tersebut. Dengan syarat yaitu adiknya, Uchiha Sasuke
dibiarkan hidup dan kebenaran akan kudeta Uchiha ditutup rapat demi nama baik
klan Uchiha.
Ketika
Itachi dilematis antara kepentingan desa dan membunuh ikatan rasa sayangnya
terhadap orang-orang yang dicintai membuat episode ini terasa epic. Apalagi
Itachi harus menyembunyikan rasa sedihnya yang teramat dalam demi kedamian yang
lebih panjang di masa depan. Di malam yang sunyi dan hening, dalam sekejap
Itachi harus menjelma menjadi pembunuh berdarah dingin yang membunuh satu demi
satu klan Uchiha. Temannya, petinggi Uchiha hingga orang yang dicintainya semua
darahnya tumpah di tangan Itachi. Namun tangis dari Itachi harus tumpah juga,
ketika ia meminta ijin kepada kedua orang tuanya untuk membunuh mereka! Yang
paling mengharukan adalah ketika kedua orang tuanya memahami keputusan yang
telah diambil oleh Itachi dan mengijinkan Itachi untuk membunuh mereka. Karena
mereka tetap bangga bahwa Uchiha Itachi adalah anak mereka dan menjadi bagian
dari klan Uchiha. Mereka hanya mengembankan satu pesan penting untuk Itachi
sebelum mati. Bahwa dia harus menjaga adiknya, Sasuke dengan sepenuh hatinya.
Dengan hati yang remuk redam, Itachi menyanggupi permintaan terakhir tersebut.
Dan Itachi pun menebaskan pedangnya bukan hanya untuk membunuh kedua orang
tuanya namun juga untuk membunuh perasaan terdalamnya. Setelah itu, Uchiha
Itachi keluar dari desa dengan mengemban beban berat sebagai Ninja Pengkhianat
yang dibenci oleh seluruh ninja tidak kecuali oleh adiknya yang tidak
mengetahui kebenaran sesungguhnya. Betapa Uchiha Itachi mendefinisikan arti
sesungguhnya tentang menjadi Shinobi. Yakni mereka yang bersembunyi dalam
kegelapan agar orang lain bisa merasakan cahaya.
3. Misi Balas Dendam Jenius Shikamaru
“Jika aku membiarkan ini dengan begitu saja maka hidupku hanya akan
dipenuhi dengan penyesalan.” Shikamaru Nara.
Semua Shinobi memiliki sebuah prinsip yang mereka pegang teguh. Prinsip tersebut adalah bahwa setiap Shinobi pasti dibayangi oleh kematian. Yang dalam arti kata lain, kematian bisa hadir kapan saja bagi Shinobi terutama ketika menjalankan sebuah misi berbahaya. Sehingga kematian Shinobi tersebut tidak boleh menjadi penghalang keberhasilan sebuah misi. Karena keberhasilan sebuah misi selalu berada di atas nyawa Shinobi. Prinsip tersebutlah yang coba dijelaskan Tsunade sebagai Hokage kelima untuk menahan Shikamaru dan timnnya. Dimana Shikamaru, Ino dan Choji berusaha untuk mengejar dua anggota Akatsuki yang telah membunuh guru mereka yaitu Asuma Sarutobi. Namun Tsunade menahan mereka karena hal tersebut tak ubahnya misi bunuh diri karena besarnya kekuatan dua anggota akatsuki tersebut. Namun kalimat Shikamaru seperti yang diataslah yang kemudian mengubah pendirian Tsunade.
Trio Ino – Shika – Cho pun menjalankan misi paling penting dalam hidup mereka. Yakni mengalahkan musuh yang telah membunuh Asuma di depan mata mereka. Tapi hal tersebut bukan perkara gampang. Karena lawan mereka adalah anggota Akatsuki yang tidak bisa mati dan berhasil membunuh guru mereka yang tentunya memiliki kekuatan di atas mereka. Tapi jangan pernah macam-macam dengan Shikamaru. Karena dengan kejeniusan otaknya, Shikamaru mampu membuat hal mustahil menjadi mungkin. Tidak terkecuali dengan mengalahkan anggota Akatsuki yang tidak bisa mati bahkan meskipun kepalanya dipenggal yaitu Hidan. Sebuah rencana jenius telah dipersiapkan Shikamaru sebelum turun ke medan tempur. Rencana jenius yang telah diolah dengan berbagai skenario kemungkinan dan diteliti dengan sangat detail hingga ke point paling terkecil. Membuat anggota sekuat Akatsuki pun pasti akan bertekuk lutut di depan kejeniusan rencana tersebut. Apa yang diperlukan untuk membunuh seseorang yang tidak bisa mati? Maka Shikamaru akan menjawab buat dia terdesak dalam kondisi yang membuatnya berharap bisa mati. Yap.. Shikamaru mengalahkan Hidan dengan cara menjebaknya dengan rencana super sempurna dan membuatnya terjebak dalam sebuah lubang yang tertutupi tanah. Hal tersebut membuat Hidan selamanya akan terjebak dalam timbunan tanah tersebut. Sesuatu yang pastinya membuat Hidan berharap bisa mati saja daripada harus hidup selamanya dalam kondisi terkubur hidup-hidup. Sudah kubilang kan? Jangan macam-macam dengan kejeniusan Klan Nara apalagi Shikamaru Nara.
4. Titik Balik Obito
“Pada
akhirnya, ketika seseorang mengenal rasa kasih sayang maka dia harus juga
menanggung resiko kebencian yang sama besarnya.” Obito
Hal
apa yang membuat seseorang yang begitu baik hati berubah menjadi penjahat tak
kenal ampun? Hal apa yang membuat Obito yang memiliki impian menjadi Hokage
lantas menjelma menjadi Tobi sebagai pemimpin Akatsuki di balik layar?
Jawabannya adalah sebuah peristiwa tragis. Peristiwa tragis yang mengubah
segala pemahaman Obito bahwa impian dan perdamaian hanyalah omong kosong. Nyatanya dunia ini hanya diisi dengan keputusasaan dan kehilangan. Peristiwa tersebut adalah ketika Obito harus kehilangan seseorang yang sangat
berharga di hidupnya yang sebatang kara. Dengan cara yang sangat tragis pula.
Yaitu dibunuh oleh sahabatnya sendiri yaitu Kakashi di depan matanya langsung.
Orang tersebut adalah Rin yang mengubah Obito menjadi Tobi. Kematian tragis
Rin, membuat Obito mengubah arah hidupnya ke dalam kegelapan. Karena ia percaya
hanya dalam kegelapan, harapan satu-satunya untuk bisa hidup kembali bersama
dengan Rin bisa tercapai. Entah kenapa, saya selalu suka dengan karakter
antagonis atau penjahat yang dijelaskan mengapa dia bisa memilih jalan hidup
seperti itu. Sesuatu yang pasti menimbulkan empati. Bukan penjahat tidak jelas
juntrungannya yang tiba-tiba jahat dan ingin menguasai dunia hanya biar
terlihat keren. Yang menarik dari cerita Naruto adalah apabila ditelisik
dalam-dalam, tidak ada karakter yang benar-benar antagonis dalam cerita ini.
Yang ada hanyalah orang baik yang disakiti terlalu dalam atau orang yang baik
kehilangan arah tujuan. Sesuatu yang kemudian membuat mereka mendapatkan tujuan
baik tersebut hanya saja dengan cara yang salah.
Selain
itu, Yang menarik dari karakter Tobi adalah awal mula diperkenalkan pada cerita
Naruto terlihat hanya sebagai karakter sampingan. Karena sosoknya yang terlihat
nyleneh dan juga lemah. Apalagi dengan topengnya yang menyembunyikan identitas
sebenarnya. Sehingga awalnya mengecoh banyak penonton bahwa dia adalah karakter
yang tidak terlalu penting. Namun perlahan, mulai dimunculkan peran besar dari
Tobi yang misterius ini. Ternyata dia tidak lain adalah pemimpin dibalik layar
Akatsuki. Bahkan dia juga yang memulai Perang Dunia Ninja Keempat. Dulu saya
ingat sekali, sebelum mengetahui identitas sebenarnya dibalik topeng misterius
Tobi, banyak spekulasi bermunculan. Mulai dari orang dibalik topeng itu adalah
Itachi, Sasuke, Shisui hingga ayah dari Sasuke dan Itachi yaitu Fugaku. Hingga
akhirnya terungkap bahwa sosok dibalik topeng itu adalah Obito yang merupakan
sahabat masa kecil Itachi yang juga memberikan sebelah mata Sharingan
kepadanya.
6. Bangkitnya Keempat Hokage Terdahulu
Apa itu Shinobi?
Pertanyaan itu menggantung kuat di kepala Sasuke. Pertarungannya bersama dengan Itachi melawan sisi gelap Kabuto bukan hanya membangkitkan nostalgia namun juga membangkitkan kegelisahan terkuatnya. Bagaimana mungkin Itachi yang telah dikhianati habis-habisan oleh Desa Konoha dan hanya dianggap sebagai Ninja Pengkhianat nyatanya tetap bangga melindungi desa kelahirannya sekali lagi sebagai Shinobi Konoha. Yakni dengan menghentikan edo tensei yang terlarang dan mengalahkan Kabuto. Sesuatu yang pastinya sangat menguntungkan Aliansi Shinobi di Perang Dunia Ninja Keempat yang saat itu posisinya tengah terdesak karena kuatnya Edo Tensei yang membangkitkan para shinobi legendaris yang semestinya sudah mati. Meskipun seharusnya Itachi tahu bahwa apa yang dilakukannya ini tidak akan pernah diketahui oleh Aliansi Shinobi. Dan jasanya sebagai Pahlawan tetap terkubur dalam gelap dan tetap kalah dengan pamornya sebagai Ninja Pengkhianat. Pertanyaan di kepala Sasuke itu semakin menjadi apabila melihat jalan setapak masa lalu yang mesti ditempuh Itachi sebagai Shinobi. Hal tersebutlah yang membuat Sasuke ingin menuntaskan segala rasa sakit dan mengembalikan nama baik dari kakak tersayangnya tersebut. Yakni dengan menghancurkan Desa yang selama ini membuat Itachi tersiksa yang tidak lain Desa Konoha. Namun apa yang dilakukan Itachi demi melindungi desa sekali lagi malah membuat Sasuke menjadi dilematis. Apakah ia harus melanjutkan rencana penghancuran Desa Konoha demi nama baik Kakaknya atau malah melindungi Desa Konoha seperti yang Itachi lakukan? Dilema itu membuat Sasuke ingin mencari tahu tentang apa itu arti sebenarnya dari Shinobi, Desa, Aliansi, Klan hingga Sistem Ninja. Semua hal yang terlihat membentuk Dunia Shinobi seperti sekarang ini. Sasuke yakin bahwa semua pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab oleh mereka yang mengetahui tentang segalanya.
Dengan bantuan dari Orochimaru dan mantan Tim Taka, Justu Edo Tensei pun dilakukan untuk keempat Hokage terdahulu untuk dihidupkan kembali. Mereka adalah Hashirama Senju sebagai Hokage Pertama. Hokage Kedua. Sarutobi sebagai Hokage Ketiga dan Minato sebagai Hokage Keempat. Sejarah dunia Shinobi dan awal mula terbentuknya Desa Konoha pun terungkap. Bahwa sejak dulu, perang antar manusia seakan tidak pernah menemukan habisnya. Hal tersebutlah yang membuat Hashirama muda dan Madara muda memiliki sebuah impian bersama. Bahwa mereka ingin membuat sebuah tempat dimana warganya bisa terbebas dari peperangan. Tempat itu lantas mereka sepakati disebut sebagai Konohagakure. Sebuah tempat yang mampu menyatukan dua Klan yang selama ini merupakan musuh bebuyutan yaitu Klan Senju dan Klan Uchiha. Namun impian indah tersebut tidak berjalan mulus. Diawali dengan pemilihan Hokage pertama yang jatuh ke tangan Hashirama. Keputusan tersebut membuat Madara membangkang dan mulai menyimpang dari impian mereka bersama. Hal tersebut membuat Hashirama selaku Hokage pertama mengambil keputusan dilematis. Yaitu ia harus bisa mengalahkan Madara untuk bisa melindungi Desa Konoha. Karena Hashirama percaya desa selalu berada di atas segalanya. Dari sejarah panjang tentang Desa Konoha tersebutlah yang kemudian membuat Sasuke mendapatkan jawaban tentang apa arti sesungguhnya dari Shinobi. Sebuah jawaban yang juga membuat Sasuke memutuskan untuk melindungi Desa Konoha.
“Shinobi adalah mereka yang bertahan demi bisa mewujudkan tujuan mereka.”
6. Ketekunan Guru Guy Melawan Nama Besar Uchiha Madara
“Aku, Uchiha Madara! Mengakui kekuatan taijutsu dan ketekunanmu!” Uchiha Madara.
Siapa yang mampu membuat seorang Shinobi legendaris seperti Uchiha Madara sampai babak belur bahkan hampir kalah? Jawabannya tidak lain adalah seorang Ninja yang bahkan tidak lulus Akademi Ninja dan harus masuk melalui siswa cadangan nomor terakhir yaitu Maito Guy. Sebenarnya pertempuran antara Uchiha Madara melawan Guru Guy tak ubahnya pertempuran antara seseorang dengan bakat luar biasa dan seseorang yang hanya memiliki kerja keras sebagai kekuatan utamanya. Nama Uchiha Madara bisa dibilang telah begitu melegenda di dunia shinobi sejak lama. Dianggap sebagai Dewa Shinobi karena bakat hebat dan kekuatan mengerikan yang ia miliki. Bahkan cukup dengan mendengar nama Madara saja mampu membuat lima Negara besar ketakutan karenanya. Terlahir dengan darah besar Uchiha, Madara merupakan pimpinan besar dari Klan Uchiha yang paling disegani sekaligus ditakuti. Ia juga merupakan sosok pionir bersama dengan Hashirama Senju dibalik berdirinya Desa Konoha. Namun karena idealismenya akan kedamaian bersebrangan membuat Uchiha Madara beralih pada kegelapan.
Sangat berbanding terbalik dengan Guru Guy. Ia terlahir dari keluarga yang sangat miskin dan ayahnya yang bekerja serabutan demi bisa menghidupi mereka. Ayahnya sendiri mendapat julukan sebagai “Pelawak Genin” karena sifatnya yang aneh dan statusnya sebagai Genin di usianya yang sudah tua. Genin sendiri adalah tingkatan Ninja paling rendah dan biasanya hanya disandang oleh mereka yang masih anak-anak. Sesuatu yang membuat ayah dari Maito Guy seringkali mendapatkan olokan dari lingkungannya karena dianggap sebagai ninja gagal. Nyatanya status Genin itu tidak lepas karena Ayah dari Maito Guy tidak menguasai Ninjutsu apapun. Sesuatu yang kemudian juga diturunkan pada Maito Guy. Sehingga tidak heran apabila Maito Guy harus berulang kali gagal masuk ke akademi Ninja. Hingga kemudian Maito Guy menyadari satu hal penting. Ayahnya memang tidak menurunkan darah hebat seorang ninja maupun nama besar sebuah klan, tapi ayahnya mewariskan sesuatu yang tidak kalah hebat dari itu semua yakni kerja keras. Maito Guy kemudian melupakan kelemahannya yaitu Ninjutsu dan lebih fokus pada kelebihannya yaitu Taijutsu. Taijutsu sendiri merupakan teknik bertarung yang hanya mengandalkan kekuatan fisik semata. Maito Guy lantas berlatih sepuluh hingga dua puluh kali lipat lebih keras dan lebih tekun dari ninja-ninja lainnya untuk memperkuat teknik taijutsunya. Karena ia yakin kerja keras dan ketekunan mampu menyaingi bahkan mengalahkan sebuah bakat sebesar apapun.
Ketika Naruto dan Sasuke sedang dalam kondisi sekarat ketika Perang Dunia Ninja Keempat membuat Uchiha Madara berada di atas angin. Apalagi semua kekuatan Biju telah masuk ke dalam tubuhnya dan membuatnya memiliki kekuatan setara Rikudo Sennin. Dengan mode Biju tersebut, Madara kebal diserang dengan ninjutsu sehebat apapun. Hanya serangan fisik secara langsung atau taijutsu yang mempan padanya. Di saat kondisi sudah berada di puncak putus asa dan semua Ninja sudah bersiap untuk kekalahan telak mereka nyatanya Guru Guy datang dengan kekuatan mengejutkan. Ia membuka gerbang kedelapan dari jurus Taijutsu paling terlarang yaitu Hachimon Tonko. Dengan jutsu itu maka kekuatan taijutsunya akan meningkat hingga sepuluh kali lipat. Dimana chakra yang dibutuhkan untuk membangkitkan jutsu itu harus disimpan lebih dari dua puluh tahun. Namun kekuatan tersebut hanya bersifat sementara dan harus ditukar dengan nyawa dari penggunannya. Maito Guy mengibaratkan dirinya adalah daun kering yang gugur di musim kering untuk menjadi pupuk bagi daun-daun muda untuk bisa tumbuh. Ia mengorbankan dirinya untuk membuka jalan bagi shinobi-shinobi muda agar tetap hidup. Uchiha Madara yang sempat memandang sebelah mata kekuatan Guy harus menelan kenyataan pahit ketika ia dihajar habis-habisan oleh Guy. Sesuatu yang membuat Madara tidak habis sangka bagaimana seseorang yang tidak memiliki nama besar dan tidak memiliki darah klan agung bisa menyudutkannya seperti itu. Pertarungan ini menjadi epic juga karena kilas balik yang dimiliki oleh Guru Guy. Bagaimana dulu ia dan ayahnya dipandang sebelah mata oleh penduduk desa karena dianggap ninja paling lemah. Bahkan sering dianggap aneh karena tetap bersikeras menjadi ninja meskipun tidak memiliki bakat Ninjutsu ataupun berasal dari Klan Ninja yang hebat. Namun kerja keras berkali lipat, pemikiran positif dan ketekunan luar biasa yang ditimbun bertahun-tahun membuat Guru Guy berhasil membangkitkan Hacimon Tonko. Bagaimana kerja keras tidak akan pernah berbohong pada siapapun yang mau memperjuangkannya. Kini, Guy telah hampir menyamai kekuatan selevel Dewa Shinobi seperti Uchiha Madara. Meskipun gagal mengalahkan Madara namun kekuatan dari Guy diakui langsung oleh Madara.
7. Final Battle Naruto VS Sasuke
"Naruto, terkadang matamu jauh lebih baik dari mataku. Sasuke sedang jatuh ke dalam kegelapan. Dari semua orang, hanya kau yang bisa menyelamatkannya.” Neji Hyuga.
Sepertinya saya akan berdosa sekali apabila tidak memasukan arc cerita ini dalam momen epic dari cerita Naruto. Bahkan bisa dibilang, arc cerita pertempuran puncak antara Naruto melawan Sasuke adalah momen terepic dari keseluruhan cerita Naruto. Bagaimana semua pertarungan, segala misi, segala jutsu, segala suka cita maupun segala duka sepanjang cerita tidak lain adalah untuk menempatkan Sasuke dan Naruto sekali lagi di Lembah Kematian. Di tempat, Dua Patung besar pendiri Konoha yaitu Hashirama dan Madara yang mempresentasikan Naruto dan juga Sasuke. Setelah dulu, gagal membawa pulang Sasuke membuat Naruto berjanji pada Sakura dan dirinya sendiri. Sebuah janji besar yang akan ia tanggung seumur hidup. Bahwa ia akan menyelamatkan Sasuke dari kegelapan yang mencengkramnya dan membawanya kembali ke Konoha. Namun mewujudkan janji tersebut memang bukan perkara mudah. Karena bukan hanya Sasuke sudah bertambah kuat namun juga semakin dalamnya ia tenggelam dalam kegelapan. Dimana kegelapan tersebut membuat Sasuke ingin merevolusi besar-besaran dunia Shinobi. Bahwa agar peperangan tidak akan pernah terjadi lagi maka dia akan menjadi satu-satunya kegelapan untuk dilawan. Yakni dengan cara menjadi Hokage yang otoriter. Sesuatu yang jelas-jelas ditolak Naruto. Karena Hokage ada untuk bersama-sama menanggung seluruh beban. Bukan menanggung beban itu sendirian apalagi menjadi beban itu sendiri. Perbedaan ideologi tersebut, membuat dua sahabat sekaligus dua rival tersebut lantas mencari jawaban siapa yang paling benar dengan cara bertarung. Apalagi Sasuke yakin bahwa cara menjadi terkuat adalah memutuskan semua ikatan. Terutama ikatan terakhirnya dengan Naruto. Jangan bayangkan, pertarungan kanak-kanak yang terjadi ketika dulu mereka berdua masih kecil. Karena pertempuran kali ini jauh berbeda. Mereka berdua telah memiliki kekuatan besar masing-masing. Sasuke dengan mata Sharingan dan Rinnegan yang saling berpasangan. Sedangkan Naruto dengan chakra Kyubi dan Sage Modenya. Pertempuran super dahsyat pun tidak bisa terelakkan. Dan untungnya, Studio Pierrot dan para animatornya begitu fasih menerjemahkan pertarungan ini. Sepanjang episode ini, kita bakal dimanjakan dengan gerak gambar pertarungan yang luar biasa dan musik yang membuat merinding. Seakan mereka tahu bahwa pertarungan puncak ini harus dibuat dengan seepic mungkin.
Hingga puncak adegannya adalah ketika mereka berdua melancarkan serangan terakhir yang bakal menetukan segalanya. Sasuke dengan Chidorinya dan Naruto dengan Rasengannya. Tunggu, ketika gambar slow motin menggambarkan flashback Naruto dari kecil hingga ia sampai di titik sekarang ini. Sesuatu yang sama juga terjadi pada Sasuke. Membuat penonton setia Naruto pasti bakal menahan nafas sebentar ketika melihat adegan puncak ini. Dan hasilnya, seperti yang kita ketahui bersama. Tidak ada yang menang maupun yang kalah. Mereka berdua sama-sama sekarat dan juga kehilangan sebelah tangan. Namun pertempuran habis-habisan tersebutlah yang kemudian berhasil menyelamatkan Sasuke dari kegelapan yang selama ini menenggelamkannya. Bahwa ada seseorang yang tidak pernah menyerah untuk dia. Bahwa ia sebenarnya tidak pernah seorang diri untuk menanggung semua beban yang terlampau berat. Bahwa akan selalu ada orang di sampingnya yang rela berbagi beban seberat apapun itu. Salah satunya adalah Naruto.
“Saat aku melihatmu memikul semua beban itu sendirian di atas pundakmu. Seolah-olah seperti … menyakiti perasaanku. Rasanya sakit sekali. Mana bisa aku membiarkan hal itu begitu saja?” Naruto.
Dan setelah 15 tahun, akhirnya Naruto sampai di garis finishnya. Di versi manganya, cerita Naruto berakhir ketika Naruto berhasil menjabat posisi Hokage. Sedangkan versi animenya, cerita Naruto berakhir di hari pernikahan Naruto dan Hinata. Dua-duanya sama-sama mengharu biru. Sama-sama menguras emosi terdalam. Perjalanan panjang selama lima belas tahun ditutup dengan sangat sempurna oleh Masashi Kishimoto. Dan sepertinya, saya hutang banyak terima kasih pada Masashi Sensei telah membuat cerita seepic Naruto. Naruto akan selalu menjadi salah satu pahlawan di hidup saya. Saya seringkali berpikir, apa jadinya hidup saya tanpa Naruto? Saya tidak ingin membayangkannya. Dan tulisan panjang ini, saya juga buat khusus untuk Agung kecil kelas 2 SMP. Untuk Agung yang memilih untuk tidak menyerah setelah melihat Naruto yang juga tidak pernah menyerah. Ini khusus untuk kamu. Dattebayo!
Terakhir, selamat tinggal Naruto … dan selamat datang, Boruto!