Sunday, January 24, 2016

Menunggu Embun Pagi



Guncangan itu masih terasa di dalam diri Ferre. Bukan hanya di dalam kepalanya namun juga di dalam hati, kesadaran diri yang selama ini bersembunyi di dalam celah jiwanya. Ferre bukan hanya menjadi seorang eksekutif muda sukses namun juga telah menjadi “Supernova”. Seseorang yang menjalin berbagai jaring laba-laba semesta yang lusuh. Kali ini, Ferre kembali berhadapan dengan benang lusuh lainnya. Benang lusuh tersebut bernama “Alfa Sagala”. Jejaring internet yang luas mempertemukan mereka berdua. Dan kata-kata seperti “Akar”, “Petir”, “Partikel”, “Gelombang” dan “Bintang Jatuh” kemudian menyatukan mereka berdua. Bintang Jatuh.. rapal Ferre terus dalam hati. Kemana engkau sebenarnya?

Sebuah tempat di Bandung yang tengah menjadi trend menjadi tempat mereka bertemu. ELEKTRA POP adalah tempat tersebut. Alfa menyambut Ferre dengan hangat termasuk tiga orang asing yang bersamanya. Perkenalan singkat lantas terjadi. Membuat Ferre tahu bahwa tiga orang asing tersebut adalah Elektra, Zarah dan Bodhi. Ferre menyadari bahwa mereka semua baru bertemu. Namun rasa tak pernah berbohong. Rasa bahwa ukuran tahun tak akan pernah bisa menerjemahkan perkenalan yang pernah terjadi sebelumnya.

“Kita tinggal menunggu satu orang lagi dan rencana akan segera dimulai.” Jelas Alfa.

“Siapa?”

“Embun Pagi.”

Kalimat tersebut mengguncang Ferre. Guncangan yang menandakan bahwa ada sesuatu yang besar tengah menanti mereka semua.